tag:blogger.com,1999:blog-50137285111589869002023-11-15T09:16:31.921-08:00Mutiara Hikmah Ulama Ahlus Sunnah::Untaian Kata-Kata Penuh Hikmah Dari Para Ulama Ahlus Sunnah::biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-84739083491796178672011-03-11T18:56:00.000-08:002011-03-11T18:56:55.762-08:00Menasehati Dengan Sembunyi<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Ibnul Mubarok berkata: </span></span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">"Dahulu seseorang (para sahabat) apabila melihat pada saudaranya terdapat hal yang tidak ia sukai iapun memerintahkannya atau melarangnya dengan sembunyi, sehingga dia diberi pahala atas rahasia dan larangannya (dari sesuatu yang tidak disenangi). Adapun hari ini, apabila seseorang melihat apa yang ia tidak sukai, ia membuat marah saudaranya dan ia sebarkan aibnya." (Roudhotul Uqola' hlm. 197)</span></span></h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-12286794467747594002011-03-06T18:52:00.000-08:002011-03-06T18:52:11.632-08:00Jangan Duduk Dengan Orang Yang Suka Berdebat<div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span data-jsid="text">Dan diceritakan kepadaku tentang Abu Imran Al Ashbahani ia berkata, saya mendengar Imam Ahmad berkata :</span></b></span></div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span data-jsid="text"><span class="text_exposed_hide"></span><span class="text_exposed_show"> “Jangan duduk dengan orang yang suka berdebat meskipun untuk membela As Sunnah sebab sesungguhnya yang demikian tidak akan berubah menuju kebaikan.” (Al Ibanah 2/540-541 nomor 679)</span></span></b></span></div>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-65615905118074560392011-02-21T18:13:00.000-08:002011-02-21T18:13:00.741-08:00Kedudukan Sabar Dan Iman<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,<br />
<br />
الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.<br />
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.” (Bahjatul Majalis wa <span class="text_exposed_hide"></span><span class="text_exposed_show">Ansul Majalis, Ibnu 'Abdil Barr, hal. 250, Mawqi' Al Waraq.)</span></span></span></h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-43548608318079753612011-02-21T18:09:00.000-08:002011-02-21T18:09:56.458-08:00Bila Hawa Nafsu Diperturutkan<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: </span></span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="text-align: center;"><span style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-size: small;"><span data-jsid="text">“Apabila seorang insan tidak merasa takut kepada Allah maka dia akan memperturutkan hawa nafsunya. Terlebih lagi apabila dia sedang menginginkan sesuatu yang gagal diraihnya. Karena nafsunya menuntutnya memperoleh sesuatu yang bisa menyenan<span class="text_exposed_hide"></span><span class="text_exposed_show">gkan diri serta menyingkirkan gundah gulana dan kesedihannya. Dan ternyata hawa nafsunya tidak bisa merasa senang dan puas dengan cara berdzikir dan beribadah kepada Allah maka dia pun memilih mencari kesenangan dengan hal-hal yang diharamkan yaitu berbuat keji, meminum khamr dan berkata dusta…” (Majmu’ Fatawa, 1/54,55) dinukil dari Hushuulul Ma’muul, halaman 77)</span></span></span><span class="messageBody"></span></h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-89960829773305392792011-02-06T17:51:00.000-08:002011-02-06T17:51:56.099-08:00Hakekat Umur Manusia<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,<br />
<br />
“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. </span><span data-jsid="text">Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. </span><span data-jsid="text">Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)</span></span> </h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-39334852036821400022011-02-06T17:49:00.000-08:002011-02-21T18:15:19.389-08:00Bahaya Tidur Pagi<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya." (Miftah Daris Sa'adah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering <span class="text_exposed_show">tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula. </span></span><span data-jsid="text">Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang s<span class="text_exposed_show">angat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)</span></span></span></h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-48018171753347456952011-02-06T17:38:00.000-08:002011-02-06T17:38:32.854-08:00Orang Yang Cinta Dunia<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Seorang ulama salaf berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini.”</span><span data-jsid="text">maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?” Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.”“Igaatsatul lahfaan” (1/72).</span></span></h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-14830859894851480732011-01-24T19:26:00.000-08:002011-02-06T17:48:11.834-08:00Kehidupan Hati<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia,'Times New Roman',serif; font-size: small;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #b45f06;">Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi berkata:</span></b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia,'Times New Roman',serif; font-size: small;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #b45f06;"><br />
</span></b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia,'Times New Roman',serif; font-size: small;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #b45f06;"> “…tiada kehidupan untuk hati, tidak ada kesenangan dan ketenangan baginya, kecuali dengan mengenal Rabbnya, Sesembahan dan Penciptanya, dengan Asma’, Sifat dan Af’al (perbuatan)-Nya, dan seiring dengan itu mencintai-Nya lebih dari yang lain, dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya tanpa yang lain…” </span></b></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia,'Times New Roman',serif; font-size: small;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: #b45f06;">(Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyyah</span></b></span>)</div>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-60345238922880373162011-01-21T18:51:00.000-08:002011-02-06T17:47:49.378-08:00Sikap Terhadap Ahli Bid'ah<div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Al-Fudhail Bin Iyadl berkata :</b></span></div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b> </b></span> </div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>“Siapa yang menghormati ahli bid’ah berarti ia memberi bantuan untuk meruntuhkan Islam, dan siapa yang tersenyum kepada ahli bid’ah maka ia telah menganggap remeh apa yang diturunkan Alllah Azza Wa Jalla kepada Muhammad Shalalllahu ‘alaihi wa sallam . Dan siapa yang menikahkan puterinya kepada mubtadi’ (ahli bid’ah) , maka ia telah memutuskan hubungan silaturahminya, dan siapa yang mengiringi jenazah seorang mubtadi’ akan senantiasa berada dalam kemarahan Allah sampai ia kembali.” Ia juga mengatakan :” Saya makan bersama Yahudi dan Nashrani dan tidak makan bersama mubtadi’ [Syarhus Sunnah 139]</b></span></div>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-47832365907596004862011-01-21T18:49:00.000-08:002011-01-21T18:49:40.556-08:00Nasehat Al-Fudhail Bin Iyadl<div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Al-Fudhail Bin Iyadl berkata :</b></span></div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b> </b></span> </div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>"Apabila terjadi kekasaran diantara kamu dan seseorang, maka berhati-hatilah kamu darinya. Jangan kamu harapkan persahabatan yang murni dan mempercayainya, sebab sesungguhnya dia akan selalu memperhatikan tindak-tandukmu, sedangkan kedengkian nya tersembunyi. </b></span></div><div style="color: #b45f06;"> </div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Adapun orang yang awam maka menjauh dari mereka merupakan keharusan. Karena mereka tidak termasuk jenismu, maka apabila terpaksa duduk bersama dalam majelis mereka maka (lakukanlah) sesaat saja dan jagalah kewibawaan dan kewaspadaanmu, sebab bisa jadi kamu mengucapkan satu kata dan mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang keji.</b></span></div><div style="color: #b45f06; text-align: center;"> </div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Jangan kamu menyuguhkan ilmu kepada orang yang jahil dan (jangan pula) kamu suguhkan orang-orang yang lalai dengan fiqh dan orang yang dungu dengan keterangan (al bayan), tapi perhatikanlah apa yang menyelamatkan mereka dengan lemah lembut dan berwibawa.</b></span></div><div style="color: #b45f06; text-align: center;"> </div><div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Jangan meremehkan musuh-musuhmu karena mereka mempunyai tipu daya yang tersembunyi, dan kewajibanmu hanyalah bergaul dan berbuat baik kepada mereka secara zhahir. Dan termasuk di antara mereka adalah orang-orang yang dengki , maka tidak pantas mereka mengetahui nikmat yang kamu dapatkan. Dan sesungguhnya al-‘ain itu haq , sedangkan bergaul dengan mereka secara zahir itu harus." [Al Hujjah 1/304]</b></span></div>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-52783213612831542882011-01-18T19:58:00.000-08:002011-02-06T17:46:59.031-08:00Bentuk-Bentuk Durhaka Kepada Orang Tua<div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><center>Mujahid rahimahullah mengatakan, "Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya." (Birrul Walidain, hal. 8, Karya Ibnul Jauzy)</center></b></span></div>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-53399892912232866912011-01-16T20:43:00.000-08:002011-02-06T17:46:12.685-08:00Perumpamaan Hati<div style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><b><span style="font-size: small;">Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah berkata, “Apabila badan sakit tidak bermanfaat lagi padanya makanan dan minuman. begitu juga apabila hati sakit karena syahwat, tidak bermanfaat lagi padanya nasehat-nasehat. barangsiapa yang menginginkan kebeningan hati, hendaklah ia mengedepankan Allah atas syahwatnya. hati yang terikat oleh syahwat akan ter-hijab dari Allah sesuai kadar keterikatannya dengan syahwatnya tersebut. Hati itu ibarat Bejana-bejana Allah di muka bumi, yang paling dicintai-Nya adalah yang paling lembut, paling tegar dan yang paling bening”. (Kitab Al-Fawaid dinukil dari : http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?t=10487)</span></b></div><div style="display: none;">VN:F [1.8.5_1061]</div>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-5172203402856919692011-01-16T19:21:00.000-08:002011-02-06T17:45:22.732-08:00Pengaruh Kebaikan Dan Keburukan<h3 class="UIIntentionalStory_Message" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><span class="UIStory_Message">"Sesungguhnya kebaikan itu memancarkan cahaya pada wajah seseorang, dan cahaya pada hati, keluasan dalam rezeki, kekuatan pada badan, kecintaan di tengah makhluk. Dan keburukan akan mengakibatkan kehitaman pada wajah, kegelapan dalam hati, kelemahan badan dan kekurangan rezeki, serta kebencian di dalam hati para ma<span class="text_exposed_hide"></span><span class="text_exposed_show">khluk Allah.''(Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu)</span></span></span></h3>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-61154794417829605452011-01-16T19:18:00.000-08:002011-02-06T17:44:57.477-08:00Manfaat Menjaga Pandangan Mata<h3 class="UIIntentionalStory_Message" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; text-align: center;"><b><span style="font-size: small;"><span class="UIStory_Message">Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan salah satu manfaat menjaga pandangan mata adalah bisa menuntun hati selalu akrab dengan Allah dan harmonis denganNya. Membebaskan pandangan mata bisa memisahkan hati dan menjauhkannya dari Allah. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi hati selain membebaskan pandangan mata.<span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show"> Karena hal itu bisa menjerembabkan hamba pada kesepian dan keterasingan dalam hidupnya antara dirinya dengan Tuhannya.(</span></span><span data-jsid="text">Sumber: Pengobatan Komprehensif Penyakit Hati, karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah)</span></span></b></h3>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-9075747973820378002011-01-16T19:11:00.000-08:002011-02-06T17:43:33.205-08:00Sikap Seorang Mukmin Terhadap Dunia<h3 class="UIIntentionalStory_Message" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span class="UIStory_Message" style="font-size: small;">Ibnu Rajab Al Hambaliy rahimahullah berkata, ''Sesungguhnya seorang mukmin tidak sepantasnya untuk menjadikan dunia sebagai tempat tinggalnya dan merasa tenang di dalamnya akan tetapi sepatutnya dia di dalam dunia ini bagaikan orang yang sedang melakukan perjalanan...''(Jami'ul Ulum wal Hikam, hal. 379)</span></h3>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-76021726440950207452011-01-16T19:08:00.000-08:002011-02-06T17:42:15.382-08:00Tanda Cinta Kepada Allah<h3 class="UIIntentionalStory_Message" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span class="UIStory_Message">Ar Rabi' bin Anas: ''Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut)Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.'' (Jami'al Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)</span></b></span></h3>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5013728511158986900.post-28577777986746452092011-01-16T18:49:00.000-08:002011-02-06T17:41:18.426-08:00Yahudi Dan Setan<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="color: #b45f06; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span class="messageBody">Ada yang mengatakan kepada Abdulloh bin 'Abbas radhiyallohu 'anhu: "Sesungguhnya orang-orang Yahudi menyangka bahwa mereka tidak diganggu bisikan-bisikan (setan) dalam sholat mereka." Beliau menjawab: "Apa yang dapat dikerjakan oleh setan pada hati yang telah hancur berantakan?" (Dinukil oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab beliau 'al-W<span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show">aabilush shayyib' hal. 41)<br />
Sumber: Majalah almawaddah Vol. 36</span></span></b></span></h6>biltzkrieghthttp://www.blogger.com/profile/15530317464107288068noreply@blogger.com